Pendapatan Iklan Kreator Konten Lampaui Media Tradisional

beritagram – Fenomena pergeseran arus iklan digital semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir. Laporan terbaru menyebut bahwa pendapatan iklan para kreator konten di media sosial kini melampaui media tradisional seperti televisi, radio, maupun surat kabar. Kondisi ini mencerminkan perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat dan strategi pemasaran perusahaan.

Pergeseran Anggaran Iklan

Banyak brand yang sebelumnya menempatkan iklan utama di televisi kini mengalihkan budget ke platform digital. Alasannya sederhana: audiens muda lebih banyak menghabiskan waktu di YouTube, Instagram, TikTok, atau podcast ketimbang menonton televisi atau membaca koran.

“Dalam tiga tahun terakhir, alokasi iklan digital terus naik sekitar 20–30 persen per tahun. Sebagian besar mengalir langsung ke kreator konten yang punya basis pengikut loyal,” kata analis media, Hendra Prasetyo.

Tren ini membuat kreator konten mandiri bisa bersaing bahkan menyalip media besar yang selama puluhan tahun mendominasi pasar iklan.

Kreator Punya Kekuatan Personal

Salah satu alasan utama pengiklan tertarik bekerja sama dengan kreator adalah kekuatan personal brand. Para kreator dianggap lebih dekat dengan audiensnya, sehingga pesan promosi terasa lebih natural dibandingkan iklan konvensional.

“Kalau iklan di TV sering terasa mengganggu, di konten kreator justru bisa menyatu dengan gaya bercerita. Itu yang membuat tingkat kepercayaan lebih tinggi,” ungkap Rani, seorang manajer brand di perusahaan FMCG.

Bahkan, kreator mikro dengan 10–50 ribu pengikut pun kini kebanjiran tawaran kerja sama karena dianggap punya audiens yang lebih spesifik dan interaktif.

Media Tradisional Tertekan

Kondisi ini menjadi tantangan berat bagi media arus utama. Pendapatan iklan televisi dan cetak terus mengalami penurunan. Data Asosiasi Media Indonesia mencatat, sepanjang 2024, iklan televisi turun hingga 18 persen, sementara iklan media cetak merosot 25 persen.

Sebaliknya, iklan berbasis konten kreator naik hampir 40 persen. Perusahaan lebih memilih mengalokasikan dana ke influencer atau YouTuber dengan jangkauan langsung ke target pasar.

“Kalau dulu brand rela bayar miliaran untuk slot prime time TV, sekarang mereka bisa dapat engagement lebih tinggi dengan biaya lebih efisien lewat kreator,” ujar Hendra.

Kreator Jadi Industri Baru

Pendapatan yang mengalir deras membuat industri kreator konten kian mapan. Banyak kreator kini membentuk tim profesional, bahkan mendirikan manajemen khusus untuk mengatur kontrak iklan, produksi, hingga distribusi konten.

Tak sedikit pula yang berhasil menghasilkan miliaran rupiah per bulan hanya dari kerja sama brand. Fenomena ini mendorong lahirnya ekosistem baru di dunia periklanan.

Masa Depan Iklan Ada di Tangan Kreator

Meski demikian, para pakar menilai media tradisional tidak akan sepenuhnya hilang. Hanya saja, peran utamanya akan bertransformasi. Media besar kini dituntut lebih adaptif dengan cara menggandeng kreator atau membuat platform digital sendiri agar tetap relevan.

Sementara itu, tren iklan yang melejit di tangan kreator diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan. Perusahaan semakin sadar bahwa kedekatan emosional antara kreator dengan audiens adalah kunci keberhasilan strategi pemasaran modern.

You may also like...