Helwa Bachmid Bongkar Kejanggalan Pernikahan dengan Habib Bahar: Satu Tahun yang Penuh Tekanan
beritagram.web.id Nama Helwa Bachmid menjadi perbincangan hangat setelah model tersebut memutuskan untuk membuka kisah yang selama ini ia pendam rapat-rapat. Ia mengungkap bahwa dirinya pernah menikah diam-diam dengan Habib Bahar bin Smith. Pernikahan itu berlangsung selama satu tahun dan, menurut Helwa, menjadi masa yang sangat berat dalam hidupnya.
Pernyataan Helwa muncul seperti ledakan, terutama karena selama ini hubungan keduanya tidak pernah diketahui publik. Ia mengaku menyimpan cerita tersebut demi menjaga banyak pihak. Namun tekanan batin yang ia alami membuatnya merasa perlu menyampaikan kebenaran agar tidak terus hidup dalam bayang-bayang trauma.
Keputusan untuk berbicara bukan hanya tentang membongkar hubungan pribadi, tetapi juga tentang memperjuangkan kesehatan mental dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Pernikahan Diam-diam yang Penuh Ketidakjelasan
Menurut Helwa, pernikahannya dengan Bahar dilakukan tanpa diketahui publik maupun keluarga besar. Ia menggambarkan kondisi tersebut sebagai pengalaman yang sangat membingungkan. Alih-alih merasakan kebahagiaan sebagai seorang istri, Helwa justru merasa terasing dan tidak dihargai.
Ia menyebut bahwa sang suami jarang hadir secara emosional maupun fisik. Situasi itu membuat dirinya mempertanyakan keabsahan hubungan yang ia jalani. Harapan akan adanya komunikasi sehat tidak pernah terwujud selama pernikahan tersebut berlangsung.
Peran seorang suami yang seharusnya hadir dan memberikan rasa aman tak pernah ia rasakan. Inilah awal mula tekanan besar yang mulai ia rasakan sejak awal pernikahan.
Merasa Tersiksa Selama Satu Tahun
Helwa menyebut bahwa satu tahun pernikahan itu terasa seperti bertahun-tahun lamanya. Ia mengalami tekanan psikologis yang berat. Menurut pengakuannya, Bahar tidak pernah menunjukkan kepedulian terhadap kondisi fisik maupun batinnya. Ia tidak mendapatkan hal yang seharusnya menjadi hak dasar dalam sebuah hubungan pernikahan.
Setiap kali ada sesuatu yang ia rasakan atau butuhkan, komunikasi nyaris tidak pernah terjadi. Ia merasa hidup sendirian dalam sebuah hubungan yang seharusnya dibangun atas dasar saling menghargai. Perasaan tertekan itu semakin menjadi-jadi ketika ia mulai menyadari bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan tempat di hati sang suami.
Menghadapi situasi ini seorang diri membuatnya semakin tersiksa. Ada banyak hal yang ia pendam dan ia telan dalam diam, hanya demi mempertahankan pernikahan yang sudah tidak sehat sejak awal.
Helwa Menyinggung Ketidakhadiran dan Ketidakpedulian
Dalam pengakuannya, Helwa menjelaskan bahwa sang suami sangat jarang menanyakan kabar atau memperhatikan kesehariannya. Hal-hal sederhana seperti memastikan ia baik-baik saja pun disebut tidak pernah dilakukan.
Ia menyatakan bahwa Bahar hanya muncul ketika memiliki kepentingan tertentu. Kehadiran yang tidak konsisten dan tidak tulus membuatnya merasakan pola hubungan tidak setara. Bagi Helwa, hal tersebut menjadi bukti bahwa ia tidak dianggap sebagai pasangan yang setara.
Perilaku itu bukan hanya membuatnya merasa tidak dihargai, tetapi juga perlahan mengikis rasa percaya dirinya. Ia merasa tidak dilihat sebagai manusia dengan emosi, kebutuhan, dan perasaan yang perlu dihormati.
Berani Bicara Setelah Lama Terdiam
Keputusan Helwa untuk bersuara bukan datang begitu saja. Ia mengaku butuh waktu lama untuk mengumpulkan keberanian. Selama ini ia lebih memilih diam karena takut akan reaksi publik dan dampak yang mungkin muncul. Ia juga ingin menjaga nama banyak pihak agar konflik tidak melebar.
Namun tekanan batin yang terus ia alami membuatnya menyadari bahwa diam bukan lagi pilihan. Ia merasa perlu menyampaikan suara hatinya agar bisa pulih secara psikologis. Pengakuannya ini menunjukkan bahwa ia ingin melepaskan beban emosional yang selama ini terpendam.
Keberanian Helwa juga membuat banyak orang melihat pentingnya kesadaran diri dalam hubungan. Tidak selamanya diam demi bertahan merupakan pilihan yang baik, apalagi jika kondisi sudah merusak kesehatan mental.
Respons Publik dan Diskusi yang Muncul
Pengakuan Helwa membuat publik terbelah. Banyak yang memberikan dukungan dan mengapresiasi keberaniannya. Mereka melihat langkah Helwa sebagai bentuk perjuangan perempuan yang berani melawan hubungan tidak sehat. Tidak sedikit pula warganet yang merasa empati setelah mendengar cerita lengkapnya.
Di sisi lain, ada juga pihak yang mempertanyakan motif pernyataan tersebut. Namun kebanyakan komentar publik lebih condong ke arah memberikan ruang bagi Helwa untuk menyampaikan pengalaman pribadinya. Bagaimanapun, hidup dalam hubungan penuh tekanan bukanlah hal mudah.
Setelah pernyataannya viral, berbagai diskusi tentang kesehatan mental dalam pernikahan mencuat. Banyak yang menganggap bahwa cerita Helwa menjadi refleksi penting bagi perempuan lain agar lebih berani keluar dari hubungan toksik.
Pelajaran Besar dari Kisah Helwa Bachmid
Cerita Helwa memberikan banyak pelajaran. Ia mengingatkan bahwa sebuah pernikahan tidak hanya soal status hukum, tetapi juga tentang rasa aman dan saling menghargai. Jika salah satu pihak tidak hadir secara emosional, hubungan perlahan akan merusak kesehatan batin.
Pengakuannya tentang tekanan, kesendirian, dan rasa tidak dihargai menjadi alarm bagi banyak perempuan agar tidak menormalkan hubungan yang tidak setara. Keberanian Helwa untuk bersuara menjadi langkah penting untuk memulihkan diri dan membangun kembali kepercayaan terhadap masa depan.
Penutup
Keputusan Helwa Bachmid untuk membuka kejanggalan dalam pernikahannya dengan Habib Bahar bin Smith bukanlah langkah sederhana. Ini adalah bentuk keberanian untuk berdamai dengan masa lalu sekaligus upaya merawat kesehatan mentalnya. Cerita ini menjadi pengingat bahwa setiap orang berhak mendapatkan hubungan yang sehat, penuh penghargaan, dan tidak menekan.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
