Pilu Siswi SMA Medan, Dipukuli & Disekap di Kos Pria Medsos
beritagram – Kejadian memilukan menimpa seorang siswi SMA di Medan, Sumatera Utara. Gadis belia berusia 17 tahun itu harus mengalami pengalaman traumatis setelah dipukuli dan disekap oleh seorang pria yang dikenalnya melalui media sosial. Peristiwa ini membuat publik geram dan kembali mengingatkan bahaya pergaulan di dunia maya.
Awal Perkenalan Lewat Media Sosial
Korban yang identitasnya dirahasiakan berkenalan dengan pelaku berinisial AR (22) melalui sebuah platform media sosial populer. Hubungan keduanya berjalan intens selama beberapa minggu, hingga akhirnya korban memutuskan untuk bertemu langsung.
Namun, niat baik untuk bersilaturahmi justru berakhir tragis. Pelaku membawa korban ke sebuah rumah kos di kawasan Medan Sunggal. Di sanalah awal mula tindakan kekerasan berlangsung.
Kronologi Kekerasan
Berdasarkan keterangan polisi, korban awalnya diajak berbincang di kamar kos pelaku. Tak disangka, pelaku mulai bersikap kasar ketika korban menolak ajakan tertentu. Pelaku kemudian memukul korban dan menahannya di dalam kamar selama lebih dari 24 jam.
Korban sempat berteriak meminta tolong, tetapi suara itu tidak terdengar oleh tetangga kos. Baru ketika korban berhasil menghubungi temannya lewat pesan singkat, kasus ini terbongkar. Teman korban lalu melapor ke pihak kepolisian.
Polisi Bertindak Cepat
Tim Polsek Medan Sunggal segera bergerak setelah menerima laporan. Petugas mendatangi lokasi kos dan berhasil menyelamatkan korban dalam keadaan lemah serta penuh luka memar di tubuh. Pelaku AR pun langsung diamankan tanpa perlawanan berarti.
Kapolsek Medan Sunggal menyebut pihaknya tengah mendalami motif pelaku. “Pelaku akan dijerat pasal berlapis terkait tindak kekerasan, penganiayaan, serta penyekapan. Kami juga sedang memeriksa kemungkinan adanya tindak pidana lain,” ujarnya dalam konferensi pers.
Trauma Mendalam
Korban saat ini tengah menjalani perawatan medis sekaligus pendampingan psikologis. Psikolog yang menangani menyebut trauma akibat kejadian ini tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Rasa takut berlebihan dan hilangnya kepercayaan diri menjadi dampak utama yang harus dipulihkan secara bertahap.
Keluarga korban pun berharap proses hukum berjalan tegas. “Kami tidak ingin hal ini terulang lagi pada anak-anak lain. Hukum harus memberi keadilan,” kata salah satu anggota keluarga.
Reaksi Publik
Kasus ini memicu keprihatinan masyarakat. Banyak netizen menyoroti fenomena pertemanan daring yang rentan disalahgunakan. Tak sedikit pula yang mendesak aparat agar memberikan hukuman berat bagi pelaku sebagai efek jera.
Sejumlah organisasi perlindungan anak di Medan juga ikut angkat suara. Mereka menegaskan pentingnya edukasi literasi digital bagi remaja agar tidak mudah terjebak dalam tipu daya orang asing di media sosial.
Peristiwa yang dialami siswi SMA Medan ini menjadi pengingat betapa krusialnya pengawasan keluarga serta kewaspadaan anak muda dalam menggunakan media sosial. Meski teknologi mempermudah pertemanan, risiko penyalahgunaan selalu mengintai bila tidak disertai kewaspadaan.
